Site icon mencobausaha.com

Apa itu FOMO Syndrome? Gejala dan Dampak

FOMO Syndrome
FOMO Syndrome

Apa itu FOMO syndrome? Apakah Anda pernah mendengar istilah FOMO syndrome? Sindrom ini semakin marak diperbincangkan oleh sebagian masyarakat akhir-akhir ini.

Sebenarnya istilah FOMO syndrome sudah cukup lama muncul ke permukaan, tetapi waktu pastinya tidak ada yang mengetahui.

FOMO syndrome atau kependekan dari kalimat Fear Of Missing Out syndrome, merupakan istilah untuk penyakit kejiwaan berupa kecemasan sosial.

Untuk mengetahui lebih jelas apa itu FOMO syndrome, berikut pemaparannya di bawah ini :

Baca Juga : Ikhtisar Buku IKIGAI

Apa itu FOMO?

FOMO ialah kependekan dari kalimat Fear Of Missing Out atau jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti ” Takut Ketinggalan”.

Istilah FOMO pertama kali ditemukan oleh seorang ilmuan asal Inggris yang bernama Dr. Andrew K. Przybylski, dan istilah ini pun sudah tercantum dalam Oxford English Dictionary sejak tahun 2013 lalu.

FOMO ini memang sedikit aneh, akan tetapi keberadaannya memang ada dan sudah dialami oleh banyak orang di dunia ini. Jumlahnya terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah pengguna internet.

FOMO atau Fear Of Missing Out ini ialah sebuah perasaan cemas dan takut dalam diri seseorang akibat ketinggalan sesuatu yang baru, seperti berita, tren dan yang lainnya (sesuatu yang bisa orang lain lakukan sedangkan ia sendiri tidak bisa).

Salah satu penyebab sindrom ini ialah pemakaian media sosial yang berlebihan. Dengan melihat media sosial figur-figur yang memiliki kesuksesan dan kekayaan melimpah, orang mulai merasa ingin seperti sosok figur dalam media sosial tersebut.

Mereka mulai berandai-andai, “seandainya bisa seperti dia”, “enak ya punya kekayaan sebanyak itu”. Tanpa dibarengi dengan logika dan melihat proses yang masuk akal, perasaan cemas pun mulai muncul dalam pikiran bawah sadarnya.

Menurut asisten profesor Texas A&M Health Science Center College of Medicine, Darlene McLaughlin, gangguan FOMO banyak terjadi pada generasi milenial, yaitu usia kelahiran 1880-an sampai 1990-an.

Penelitian yang dilakuakan di Amerika, sekitar 24% remaja menghabiskan waktu mereka dengan smartphone dalam waktu 8 – 10 jam setiap harinya. Indonesia mungkin lebih dari angka tersebut. Sungguh menghawatirkan.

Sekarang ini kaum milenial mulai mengukur standar hidup mereka berdasarkan unggahan media sosial milik artis ternama, selegram bahkan youtuber sekalipun.

Gejala yang Mungkin Timbul

FOMO masuk dalam kategori gangguan kejiwaan. Dimana gangguan kejiwaan tersebut mendorong keinginan seseorang untuk menjadi seperti orang lain melalui akses media sosial.

Pengguna media sosial terbanyak ialah kalangan remaja, maka dari itu kalangan remaja sangat rentan untuk mengalami sindrom FOMO ini. Adapun gejala-gejala yang mungkin timbul, diantaranya :

Tidak bisa lepas dari layar ponsel – Kebiasaan memegang gadget seakan sudah tidak bisa dihilangkan. Para kaum milenial khususnya, tidak bisa sedetikpun lepas dari yang namanya gadget.

Apabila hal itu terjadi, perasan cemas muncul karena mereka akan ketinggalan informasi terbaru.

Seseorang yang sudah mulai mengalami FOMO syndrome, akan merasa takut ketinggalan informasi terbaru, khususnya mengenai kehidupan orang lain di luar sana.

Lebih peduli dengan kehidupan media sosial – Seseorang yang mulai mengalami FOMO syndrome akan sangat memperhatikan postingan status atau update terbaru dalam media sosialnya, tentunya postingan yang memperlihatkan sisi terbaik dalam kehidupannya.

Orang tersebut selalu ingin terlihat sempurna oleh orang lain yang melihat media sosialnya. Walaupun dalam kehidupan nyata, hidupnya tidak seindah postingannya.

Mereka tidak lagi peduli dengan dunia nyata dan cenderung cuek untuk bersosialisi, karena keinginan terbesarnya ialah dianggap sempurna dalam dunia maya.

Terobsesi dengan kehidupan orang lain – Dikarenakan saking terobsesinya dengan orang lain, orang ini mulai mengikuti kehidupan media sosial orang lain tersebut. Secara rutin dan terus-menerus orang ini mencari tahu apa yang dilakukan orang lain.

Hingga timbulah perasaan iri dan dengki terhadap kehidupan orang yang ia ikuti. FOMO syndrome bisa timbul karena dipicu oleh rasa ketidakpuasan dalam hidup, yaitu perasaan yang menganggap orang lain lebih beruntung daripada dirinya sendiri.

luginahijab.com

Dampak Buruk Bagi Kesehatan, Kehidupan Sosial dan Finansial

Jika dibiarkan, gangguan FOMO (Fear Of Missing Out) akan berdampak buruk bagi kesehatan fisik maupun psikologis seseorang.

Kecemasan dan ketakutan merupakan sesuatu hal yang dapat memicu munculnya depresi atau stres berlebihan. Selain itu, Kecemasan ini juga dapat membuat seseorang mengalami insomnia atau kesulitan untuk tidur.

Bahkan jika hal itu terjadi dalam waktu yang panjang, akan memunculkan penyakit lain yang lebih kronis. Seperti munculnya penyakit autoimun (sistem kekebalan tubuh atau sistem imun menyerang sel-sel sehat dalam tubuh) akibat keseringan begadang karena mengalami insomnia kronis.

FOMO syndrome dapat merusak hubungan sosial seseorang dengan orang lain. Baik dalam dunia nyata maupun dunia maya.

Dalam dunia nyata, dengan FOMO syndrome ini orang akan cenderung cuek terhadap kehidupan nyata. Karena ia lebih memprioritaskan kehidupan dalam dunia maya.

Sedangkan dalam dunia maya itu sendiri, seseorang yang memiliki FOMO syndrome tidak akan memperdulikan apa kata mereka yang tidak sejalan dengannya. Walaupun tindakan yang ia lakukan dalam dunia maya dapat menyakiti perasaan orang lain, ia tidak akan memperdulikannya.

Dalam urusan finansial, FOMO syndrome memiliki dampak yang sangat buruk, karena akan menguras cukup dalam uang yang kita miliki.

Karena FOMO syndrome ini, orang akan memiliki rasa takut ketinggalan tren kekinian atau hal-hal ter-update yang sedang muncul.

Misalnya, orang yang mengalami FOMO syndrome selalu mengganti handphone-nya setiap kali ada keluaran handphone versi terbaru, karena ia merasa ketinggalan apabila masih memakai handphone versi yang lama.

Orang yang mengalami FOMO juga akan mengikuti gaya hidup orang lain seperti selebriti terkenal. Tentu apabila gaya hidup ini terus dilakukan, dapat menimbulkan masalah serius dalam kehidupan finansialnya.

Itulah penjelasan singkat mengenai sindrom FOMO (Fear Of Missing Out), semoga kita dapat mengambil makna dari pemaparan di atas. Kita tidak perlu mengikuti standar hidup orang lain, syukuri apa yang kita miliki hari ini.

Jangan membanding-bandingkan kehidupan orang lain dengan kehidupan pribadi Anda, karena itu tidak akan ada habisnya.

Hal yang bisa Anda bandingkan ialah kehidupan Anda yang dulu dengan kehidupan Anda yang sekarang, apabila kehidupan Anda yang sekarang lebih baik, Andalah pemenangnya.

Exit mobile version