Site icon mencobausaha.com

Menabung Dana Darurat, Perhatikan Hal Ini.

Dana Darurat
Dana Darurat

Dengan adanya wabah Covid-19 ini, mulai banyak yang melek akan pentingnya menabung dana darurat. Sebagian dari mereka bahkan merasa menyesal karena tidak memiliki dana darurat sebelumnya.

Maka dari itu, dewasa ini mereka mulai mempersiapkan dana daruratnya dalam mengantisipasi bilamana terjadi keadaan yang tidak terduga di kemudian hari.

Menabung dana darurat memang susah-susah gampang, tidak memerlukan skill khusus tetapi sangat diperlukan ketelitian. Jangan sampai karena salah melangkah, dana darurat yang seharusnya berdampak baik, malah akan merugikan kita di kemudian hari.

Baca juga : Menyadari Pentingnya Dana Darurat dari Covid-19

Berikut ini ada beberpa hal yang wajib kita perhatikan sebelum mulai menabung dana darurat :

1. Pastikan Instrumen yang Kita Pakai Terdaftar OJK dan Dijamin LPS

Hal yang pertama harus kita perhatikan ialah menentukan instrumen yang akan kita pakai. Instrumen penyimpanan dana darurat seperti tabungan, deposito, reksadana, maupun saham harus memiliki ijin resmi dari otoritas jasa keuangan (OJK).

Otoritas jasa keuangan adalah lembaga yang independen yang mempunyai fungsi, tugas dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan penyidikan.

OJK dibentuk berdasarkan UU Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.

Terdaftar di OJK menentukan legalitas instrumen yang akan kita pakai, jadi apabila instrumen tersebut tidak terdaftar di OJK bisa dipastikan bahwa instrumen tersebut adalah instrumen bodong.

Pastikan juga instrumen-instrumen dalam bentuk produk perbankan sudah dijamin oleh LPS (lembaga penjamin simpanan). Demi keamanan dana darurat yang kita miliki.

Lembaga penjamin simpanan adalah suatu lembaga independen yang berfungsi menjamin simpanan nasabah perbankan di Indonesia. Badan ini dibentuk berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 24 Tahun 2004 tentang lembaga penjamin simpanan yang ditetapkan pada 22 September 2004.

2. Pastikan Instrumen yang Kita Pakai Sesuai dengan Kebutuhan Dana Darurat

Karena ini sifatnya dana darurat, pastikan dana tersebut bisa kita gunakan ketika kita memang benar-benar dalam keadaan darurat. Maka dari itu pastikan dana darurat tersebut;

Pastikan instrumen yang kita pakai tahan akan inflasi. Sebaiknya hindari menyimpan dana darurat pada instrumen tabungan biasa, karena tingkat suku bunga yang ditetapkan pada tabungan biasa umumnya lebih kecil dari tingkat inflasi.

Perlu Anda ketahui tingkat rata-rata inflasi tahun 2019 saja mencapai 2,93% (https://tirto.id/bank-indonesia-catat-inflasi-2019-capai-293-persen-epib), sedangkan tingkat suku bunga tabungan biasa di bawah 1%.

Sudah seharusnya ketika kita menyimpan uang, uang tersebut aman dari tindak pencurian. Sebaiknya uang tersebut disimpan di lembaga keuangan dengan tingkat keamanan yang tinggi, dibanding dengan kita menyimpannya di bawah kasur rumah sendiri.

Pastikan dana darurat yang kita simpan bersifat liquid atau mudah untuk dicairkan. Jangan sampai ketika kita memerlukannya segera, dana tersebut sulit untuk dicairkan.

Hindari menyimpan dana darurat pada instrumen properti, karena untuk menjual sebuah properti sedikitnya membutuhkan waktu enam bulan, kebanyakan bahkan lebih dari itu.

Pastikan instrumen yang kita pilih mudah untuk diakses, sehingga kita mudah pula dalam pengontrolannya.

luginahijab.com

3. Perbanyak Literasi Keuangan

Uang Anda sepenuhnya tanggung jawab Anda. Sedikit banyak Anda harus memahami dasar-dasar mengenai ilmu keuangan. Jangan terlalu mengandalkan manajer keuangan dalam mengelola uang Anda.

Di dunia ini tidak selalu orang akan berbuat baik kepada Anda. Banyak di antara mereka yang memanfaatkan ketidaktahuan Anda mengenai dunia keuangan.

Kasusnya sudah banyak terjadi, mulai dari lembaga keuangan ilegal sampai kepada investasi bodong. Apabila Anda mengerti mengenai ilmu keuangan, Anda bisa lebih berhati-hati dan tidak mudah tertipu dengan hal-hal yang demikian.

4. Lakukan Evaluasi

Lakukanlah evaluasi secara berkala mengenai kinerja instrumen yang Anda pilih. Apakah target dana darurat yang Anda tetapkan sudah tercapai atau tidak sama sekali.

Ketika Anda mendapati kinerja instrumen dana darurat Anda tidak sesuai dengan apa yang Anda harapkan, segeralah ubah instrumen tersebut sebelum dampaknya akan lebih buruk di kemuadian hari.

5. Lakukan Diversifikasi

Cara ini mungkin sudah sering Anda dengar dalam dunia menabung dan berinvestasi. Jangan pernah menyimpan semua telur yang Anda miliki dalam satu keranjang. Karena ketika keranjang tersebut terjatuh, maka semua telur yang Anda miliki akan rusak.

Ini sama halnya dalam memperlakukan dana darurat. Pisahkan dana darurat Anda ke dalam beberapa instrumen. Jadi ketika satu instrumen mengalami keadaan yang tidak Anda harapkan (misalnya likuidasi), tidak semua dana darurat yang Anda miliki terkena dampaknya.

Anda tidak perlu menjadi kolektor instrumen penyimpanan, karena akan membuat Anda kesulitan dalam melakukan kontrol. Pisahkan dana darurat Anda secukupnya saja, misalkan ke dalam tiga instrumen, yang semuanya sudah Anda pelajari betul baik dan buruknya.

Itulah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum menabung dana darurat. Semoga bisa meminimalisir resiko yang dapat mengintai dana darurat Anda.

Exit mobile version