Site icon mencobausaha.com

Apa itu Taper Tantrum? Dan Dampaknya bagi Kita

Apa itu Taper Tantrum? Dan Dampaknya bagi Kita
Apa itu Taper Tantrum? Dan Dampaknya bagi Kita

Apa itu Taper Tantrum? Dan Dampaknya bagi Kita – Di tengah situasi pandemi covid-19 yang sudah cukup meresahkan seperti sekarang ini. Dan menyebabkan situasi keuangan di negara kita tidak stabil. Muncul lagi istilah taper tantrum yang menurut para pakar keuangan bisa mempengaruhi keadaan ekonomi kita menjadi semakin sulit.

Lantas apa sebenarnya taper tantrum ini? Kenapa para pakar ekonomi sepertinya ketar ketir dengan adanya taper tantrum ini? Sebenarnya apa dampaknya bagi kita?

Baca juga: Kenali Risiko Obligasi Sebelum Mulai Berinvestasi

Pengertian Taper Tantrum

Taper tantrum adalah kebijakan mengurangi nilai pembelian aset, seperti obligasi atau quantitative easing (pelonggaran kuantitatif) oleh The Fed (Bank Sentral Amreika Serikat).

Artinya bank sentral Amerika Serikat akan mengurangi porsi pembelian surat utang dari nilai yang sebelumnya dilakukan. Tujuannya untuk mengurangi resiko apabila terjadi kenaikan suku bunga tiba-tiba. Kebijakan ini dilakukan secara gradual atau bertahap.

Kebijakan ini dilakukan setelah sebelumnya bank sentral melakukan penurunan suku bunga untuk mengantisipasi perekonomian ke depan. Setelahnya, bank sentral akan melakukan “pencetakan uang” dengan membeli US Treasury (obligasi pemerintah) hingga pencapai USD 120 miliar per bulannya.

Seiring dengan pemulihan ekonimi, maka bank sentral AS akan mulai mengurangi pembelian surat utang. Jadi taper tantrum dilakukan dengan alasan karena Amerika Serikat menganggap bahwa ekonomi mereka sudah mulai pulih.

Dampak Taper Tantrum

Jika taper tantrum dilakukan, maka aliran modal akan keluar dari negara emerging market (negara ekonomi lemah menuju level menengah) dan kembali ke AS, sehingga dapat memicu gejolak pasar keuangan.

Sederhananya begini. Jika ekomini Amerika Serikat membaik biasanya akan diikuti dengan kenaikan inflasi dan imbal hasil atau yield obligasi pemerinatah Amerika Serikat (US Treasury).

Nah, kondisi ini akan membuat investor asing ramai-ramai keluar dari pasar keuangan emerging market, seperti dari Indonesia kembali ke Amerika Serikat karena dianggap lebih menarik.

Dengan adanya hal tersebut, Indonesia mulai merasa panik dengan kondisi ini, karena pasar keuangan Indonesia masih bergantung pada investor asing meski saat ini kepemilikan asing di pasar modal dan SBN (surat berharga negara) mulai menciut.

Sedikitnya porsi investor asing sebetulnya baik juga untuk kita saat ini, karena apabila investor asing pergi, pasar keuangan Indonesia tidak mengalami goncangan yang begitu besar. Meskipun begitu, akan muncul dampak langsung yang bisa kita rasakan.

Dampak Langsung bagi Kita

Lalu apa saja dampak langsung yang akan kita rasakan:

Dampak #1: Kurs Rupiah Melemah

Ketika investor asing menarik dananya dari pasar modal atau obligasi di Indonesia dan keluar dari negara ini, membuat kebutuhan akan dolar meningkat. Sehingga mereka berbondong-bondong akan menukarkan rupiah mereka ke dolar.

Hal ini dapat membuat nilai tukar rupiah tertekan atau melemah. Apalagi jika disertai dengan kepanikan, nilai rupiah akan bertambah hancur. Seperti yang sudah kita rasakan pada taper tantrum tahun 2013 silam.

Dampak #2: Suku Bunga Naik

Ini dampak yang ditakuti para debitur, yaitu kenaikan suku bunga bank. Sejauh ini debitur dimanjakan dengan suku bunga rendah. Hal ini karena pemerintah berusaha untuk membantu masyarakat yang tengah kesulitan dalam situasi pandemi ini.

Akan tetapi, saat ekonomi Amerika Serikat pulih, inflasi akan naik, maka The Fed berpotensi menaikan suku bunga acuannya. Hal ini berarti ekonomi dianggap sudah kembali normal.

Untuk menanggulanginya, BI mau tidak mau harus menerbitkan 7-Day Reverse Repo Rate (kebijakan yang memperbolehkan lembaga keuangan menarik kembali dana yang disimpan di BI dalam waktu singkat, 7 hari dan kelipatannya), gunanya untuk menarik pengambil kredit, sehingga uang yang beredar menjadi lebih banyak.

Dampak #3: IHSG mengalami penurunan

Untuk Anda yang memiliki investasi di pasar modal atau IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) siap-siap untuk menghadapi taper tantrum ini. Meskipun modal asing yang mendominasi di pasar saham saat ini sudah menyusut (41,40%) sehingga tidak akan berpengaruh besar seperti taper tantrum tahun 2013. Tetapi sedikit banyak pasti berdampak pada investasi saham yang Anda miliki.

Itulah sedikit ulasan mengenai pengertian taper tantrum dan dampaknya bagi kita. Semoga hal ini tidak benar-benar terjadi, atau walaupun itu terjadi dampaknya tidak begitu besar kita rasakan. Karena pemerintah melalui bank Indonesia pasti sudah mempersiapkan hal ini dengan kebijakan-kebijakan yang akan diambil.

Exit mobile version