Site icon mencobausaha.com

13 Alasan Mengapa Berinvestasi Properti

13 Alasan Mengapa Berinvestasi Properti
13 Alasan Mengapa Berinvestasi Properti

13 Alasan Mengapa Berinvestasi Properti – Tulisan ini saya rangkum dari buku karya Joe Hartanto yang berjudul Property Cash Machine: Langkah Cerdas Membangun Kekayaan Melalui Properti Tanpa Modal. Buku tersebut terbit pada tahun 2009 dengan penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama.

Dalam salah satu bab, Joe Hartanto menjelaskan bahwa sedikitnya terdapat 13 alasan mengapa berinvestasi dalam properti. Ke-13 alasan tersebut sudah ia dibuktikan sendiri kebenarannya. Apa saja ke-13 alasan tersebut, berikut pemaparannya:

Baca juga: Tips Memilih Lokasi Properti untuk Investasi

Alasan #1: “They are not making anymore land”

Demikian ungkapan sederhana Mark Twain ketika menggambarkan keterbatasan lahan properti. Diterjemahkan secara bebas, ungkapan itu dalam bahasa Indonesia bisa berbunyi: “Tuhan tidak menciptakan tanah lagi”.

Alasan #2: Kontrol Ada Di Tangan Anda

Mari kita lihat instrumen investasi lain terlebih dulu. Jika Anda berinvestasi di pasar saham, bisakan Anda mengontrol pasar? Tidak. Harga saham sepenuhnya tergantung kepada kemauan pasar. Bagaimana dengan emas?

Kata orang, emas merupakan salah satu portofolio investasi yang sangat aman dan menjanjikan. Harganya setiap tahun selalu meningkat. Benar, tetapi pertanyaannya adalah apakah Anda bisa mengontrol harganya? Tentu tidak. Harga emas tergantung pada pergerakan pasar.

Sekarang bandingkan dengan investasi properti. Sebagian besar kontrol ada di tangan Anda. Harga jual bisa Anda atur. Bisa dinaikan dengan tindakan tertentu, atau bisa diturunkan pada kondisi lainnya.

Alasan #3: Terlindung dari Inflasi

Bedasarkan pengalaman sejak dulu kala, nilai investasi properti tidak pernah turun. Paling tidak, selalu lebih tinggi dari inflasi. Bahkan pada saat krisis ekonomi mendera Indonesia beberapa tahun silam, nilai properti melonjak tajam setelah krisis mereda.

Pada tahun 2008, ketika inflasi bergerak di atas 12%, rata-rata kenaikan harga properti lebih tinggi daripada angka inflasi itu.

Alasan #4: Properti Senilai 10 Bisa Dibeli dengan Bayaran Senilai 1 Saja

Ketika membeli aset properti, Anda bisa menggunakan pengungkit (leverage). Anda tidak perlu punya uang sebanyak harga properti tersebut. Misalnya, ada aset yang harga jualnya Rp1 miliar. Apakah Anda harus punya uang Rp1 miliar untuk membelinya? Tidak.

Kita bisa membayar DP-nya saja untuk menguasai aset tersebut. Sisanya bisa dibiayai oleh pihak lain dan yang membayar cicilannya bukan kita, melainkan aset itu sendiri.

Alasan #5: Mendapat Untung saat Membeli

Jika kita beruntung, kita bisa membeli sebuah properti di bawah harga pasarnya, bahkan di bawah harga NJOP-nya. Inilah salah satu keuntungan dalam berinvestasi properti yang tidak terdapat pada instrumen investasi lainnya.

Alasan #6: Nilai Aset bisa Ditingkatkan dengan Modal Kecil

Hanya properti yang bisa ditingkatkan nilainya dengan tindakan sangat sederhana dan biaya rendah. Misalnya, Anda cukup mengecat ulang, mengubah pagar, atau menambah kanopi untuk mendongkrak nilai aset Anda.

Alasan #7: Mendapat Dua Keuntungan Sekaligus: Capital Gain dan Cash Flow

Capital gain atau juga disebut keuntungan investasi adalah selisih antara harga saat ini dan harga saat membeli. Sedangkan cash flow adalah penghasilan yang diberikan oleh aset yang Anda miliki. Aset tersebut bekerja untuk membiayai dirinya sendiri, entah dari uang sewa atau bisnis diatasnya. Pendek kata, makin produktif sebuah aset, makin besar cash flow yang Anda dapatkan.

Alasan #8: Mendapat Uang Tanpa Menjual

Hanya sedikit jenis investasi yang bisa begitu. Selain dengan menyewakan atau menjadikannya sebagai tempat usaha, Anda juga bisa menikmati hal ini dengan cukup melakukan refinancing atau pendanaan ulang.

Alasan #9: Tidak Menyita Waktu

Selama ini, investasi pada surat berharga, seperti saham, dianggap tidak menyita waktu. Namun, dikarenanakan saham memiliki tingkat fluktuasi harga yang tinggi, banyak orang yang tidak memiliki mental kuat akan dengan segera merubah portofolio investasinya.

Berbeda dengan properti, nilai properti tidak pernah anjlok dalam hitungan detik, sehingga kita bisa lebih tenang dalam menjalani hidup.

Alasan #10: Nilainya Naik Terus secara Konsisten

Anda tidak perlu khawatur jika nilai properti Anda tiba-tiba dalam hitungan hari atau bulan menyusut sangat jauh sampai tinggal 25% atau bahkan 10% dari nilai aset saat Anda membelinya. Seandainya properti yang Anda beli Anda diamkan saja, tidak Anda renovasi, atau tidak Anda tambahi apapun, nilainya pada 10 tahun kemudian pasti tetap naik berlipat-lipat.

Alasan #11: Sarana Penghematan Pajak yang Legal dan Menguntungkan

Secara pembukuan, nilai properti seperti bangunan bisa “disusutkan” setiap tahun. Di sini yang disusutkan hanyalah nilai bukunya, sedangkan nilai sesungguhnya tidak pernah susut, kecuali bangunan tersebut tidak terawat dan mau roboh.

Nilai penyusutan tersebut bisa dimasukan sebagai biaya yang akan mengurangi tingkat keuntungan usaha Anda sebelum terkena pajak.

Alasan #12: Bank Sangat Suka dengan Pinjaman Investasi Properti

Bank tahu persis bahwa risiko investasi properti jauh lebih rendah dibandingkan dengan jenis investasi lainnya. Ini terbukti dengan lebih rendahnya bunga kredit properti dibandingkan dengan bunga kredit lainnya. Jangka waktu pinjamannya pun jauh lebih panjang.

Alasan #13: Orang Kaya Berinvestasi Di Properti

Selain berbisnis di bidang usahanya, orang kaya juga berinvestasi di sektor properti. Bahkan mereka yang dikenal sebagai pengusaha di bidang non-properti ternyata bidang usaha sesungguhnya adalah investasi properti.

Sebut saja Ray Kroc, pemilik McDonald. Jaringan franchise asal Amerika ini memang menajajakan makanan cepat saji. Namun, di balik itu, sesungguhnya perusahaan tersebut berinvestasi dalam properti yang dijadikan tempat usahanya.

Itulah 13 alasan mengapa berinvestasi dalam properti yang dijabarkan oleh Joe Hartanto dalam bukunya Property Cash Machine. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman Joe Hartanto di atas.

Exit mobile version