Site icon mencobausaha.com

Apa Itu Flexing? yang Sedang Ramai di Medsos

Apa Itu Flexing? yang Sedang Ramai di Medsos
Apa Itu Flexing? yang Sedang Ramai di Medsos

Apa Itu Flexing? yang Sedang Ramai di Medsos – Apakah Anda pernah mendengar istilah flexing? Untuk Anda yang aktif dalam bermedia sosial istilah ini mungkin sudah tidak asing, karena akhir-akhir ini memang sedang ramai diperbincangkan.

Apalagi dengan munculnya para pakar dan influencer yang membahas istilah yang satu ini. Termasuk guru besar Universitas Indonesia Rhenald Kasali yang membahas istilah ini dalam laman Youtube resmi miliknya. Menurutnya flexing adalah istilah yang digunakan untuk pamer kekayaan.

Dengan mudahnya akses media sosial membuat flexing ini semakin banyak dilakukan. Sulit untuk tidak flexing ketika kita memiliki sesuatu untuk dipamerkan. Secara online, manusia juga ingin dilihat oleh orang lain sebagai seseorang yang memiliki kekayaan, manarik secara fisik, cerdas dan populer.

Baca juga: Apa itu FOMO Syndrome? Gejala dan Dampak

Apa Itu Flexing?

Sementara menurut Cambridge Dictionary, flexing adalah menunjukan sesuatu yang Anda miliki atau raih tetapi dengan cara yang dianggap oleh orang lain tidak menyenangkan.

Sedangkan mengacu kamus Merriam-Webster, flexing adalah memamerkan sesuatu atau yang dimiliki secara mencolok.

Contoh flexing yang sedang marak di media sosial akhir-akhir ini seperti flexing rumah mewah, gaya hidup mewah, flexing tas bermerek dengan harga miliaran dan lain sebagainya.

Asal Mula Kata Flexing

Dirangkum dari laman Dictionary.com, asal mula munculnya istilah flexing adalah karena istilah ini digunakan sebagai bahasa gaul dari kalangan ras kulit hitam untuk menunjukan keberanian atau pamer sejak tahun 1990-an.

Banyak dari kalangan orang kulit hitam termasuk para selebritis yang menggunakan istilah ini. Rapper Ice Cube menggunkan istilah ini dalam lirik lagunya yang berjudul It Was a Good Day pada tahun 1992.

Selain itu asal kata flex atau flexing adalah melenturkan otot seseorang. Yaitu untuk menunjukan seberapa kuat fisik seseorang dan seberapa siap seseorang bertarung. Hal ini menjadi metafora arti flexing adalah mereka berpikir mereka lebih baik dari yang lainnya.

Selanjutnya kata flex atau flexing menjadi populer pada tahun 2014 berkat No Flex Zone dari Rae Sremmurd yang berarti area untuk orang-orang yang santai, bersikap seperti dirinya sendiri dan tidak pamer atau pura-pura menjadi pribadi yang berbeda.

Bisa disimpulkan dalam bahasa gaul, orang yang flexing adalah dianggap suka berbohong memiliki banyak kekayaan meski kenyataannya tidak.

Banyak yang berpendapat bahwa kata flexing adalah untuk orang-orang yang palsu, memalsukan, memaksakan gaya agar diterima dalam pergaulan.

Orang Kaya Beneran Tidak Suka Flexing

Rhenald Kasali ketika membahas mengenai flexing juga menjelaskan bahwa flexing adalah untuk orang-orang yang pura-pura kaya. Karena menurutnya orang kaya yang seungguhnya justru tidak suka memamerkan kekayaannya. Semakin kaya seseorang justru lebih menghendaki privasi dan tidak ingin menjadi pusat perhatian.

Karena ada istilah poverty screams, but wealth whispers (kemiskinan menjerit, tetapi kekayaan berbisik). Menurutnya orang kaya tidak perlu memamerkan kekayaannya karena memang ia sudah kaya, selain itu Rhenald Kasali menambahkan sambil bercanda bahwa orang kaya takut akan petugas pajak apabila ia memamerkan kekayaannya.

Flexing Menjadi Media Marketing Abal-Abal

Rhenald kasali bahkan mencurigai dan bahkan memang ternyata ada buktinya bahwa flexing digunakan hanya untuk media marketing abal-abal. Dengan media sosial, orang bisa melakukan flexing dan menarik orang-orang yang FOMO (fear of missing out) untuk mengikutinya.

Rhenald Kasali mencontohkan kasus First Travel yang sempat heboh beberapa tahun lalu. Si pemilik bisnis yang juga pelaku penipuan sebelumnya sangat sering memamerkan kekayaannya di media sosial.

Semua itu dilakukan agar para target pelanggannya percaya untuk menggunakan jasa First Travel. Sebab, terkadang orang menaruk kepercayaan hanya karena melihat kekayaannya.

Flexing yang dilakukan itu ternyata marketing untuk membangun kepercayaan dan menunjukkan kesuksesannya kepada customer. Akhirnya, customer percaya dan menaruh uangnya untuk ibadah umrah, walau akhirnya banyak yang tertipu tidak jadi berangkat dan kehilangan uangnya.

Itulah penjelasan singkat mengenai flexing yang dikutip dari berbagai sumber dan contoh yang terjadi di masyarakat.

Exit mobile version