Site icon mencobausaha.com

Tips Praktis Menghadapi Krisis

Tips Praktis Menghadapi Krisis
Tips Praktis Menghadapi Krisis

Tips Praktis Menghadapi Krisis – Ketika kita dihadapkan dengan krisis, apapun bentuknya, seperti krisis politik global yang berujung kepada krisis keuangan. Hal yang pertama muncul di benak kita adalah ketakutan. Ketakutan bahwa krisis yang akan kita hadapi tersebut akan berdampak terhadap kehidupan kita.

Sebagai manusia biasa, rasa takut tersebut wajar adanya. Terlepas apakah ketakutan kita itu benar-benar akan terjadi atau hanya sebatas ketakutan belaka. Namun, tidak ada salahnya untuk kita mempersiapkan semuanya ketika kita akan menghadapi suatu kiris. Berikut ini hal-hal praktis yang bisa kita lakukan ketika menghadapi krisis menurut Chin-Ning Chu dalam bukunya Thick Face, Black heart.

Baca juga: Tips Menghadapi Ancaman Resesi

Berhentilah Melawan

Setelah kita melakukan segalanya untuk membereskan krisis tersebut, hal ini lah yang akan terjadi. Pertama, kita mengakui kekalahan itu dan merasa disudutkan oleh situasi kita sendiri. Kedua, akhirnya kita menjadi cukup cerdik untuk berhenti melawan dan berhenti berupaya untuk membenarkan situasi sesuai konsep kita mengenai kebenaran. Kita mengerahkan seluruh keberanian kita dan menghadapi rasa takut kita sendiri. Dengan berbuat begitu, kita bisa menjajaki kemungkinan baru.

Perenang yang hampir tenggelam tetap berjuang sekuat kemampuannya, namun kekuatan ombak mengalahkan segala upaya manusia yang tak berarti. Ia menjerit minta tolong. Pertolongan datang, namun tak seorang pun mampu menolongnya karena ia bergerak tak beraturan, tidak berhenti melawan. Hanya jika si perenang berhenti melawan ombak, ia bisa ditenangkan dan diselamatkan.

Biarkanlah Jalan Keluar Mengungkapkan Dirinya Sendiri

Ketika muncul krisis, kita seperti juga si perenang yang hampir tenggelam itu, akan mengandalkan uluran tangan Tuhan YME yang tidak mampu meraih kita karena upaya dan perlawanan kita yang panik. Dalam setiap krisis, uluran tangan Tuhan YME selalu hadir dalam bentuk peluang baru. Kunci untuk mengenali peluang baru ini adalah berhenti panik dan berenang mengikuti arus, biarkan jalan keluar mengungkapkan dirinya sendiri.

Jalani Penderitaan dan Duka Cita

Selama merasa stres, rasakan kesedihan hati kita, karena bila kita tidak sanggup menghayati penderitaan tersebut, akan sulit bagi kita untuk menghadapi peluang-peluang baru. Namun, jangan sampai terlanjur terbenam dalam penderitaan yang berlebihan. Simpanlah kemalangan kita itu untuk diri sendiri dan ceritakanlah hanya kepada mereka yang benar-benar mampu mendukung kita.

Biarkanlah Malam Kelam itu Berlalu

Berenang mengikuti arus bukanlah berhenti berupaya, namun menerima kenyataan. Menyadari kapan saatnya bertindak dan kapan saatnya duduk-duduk menunggu hasil. Setelah kita melakukan segalanya dalam batas-batas kemanusiaan kita untuk memulihkannya, kita harus berdiam diri dengan ditemani semangat untuk menanggung semua itu. Biarkanlah malam kelam itu berlalu.

Jangan Perlihatkan Kelemahan Kita

Selama mengalami krisis, jangan biarkan orang luar ikut memasuki penderitaan kita. Bahkan, meraka yang paling simpatik sekalipun akan lebih senang berteman dengan si pemenang daripada dengan si pecundang. Orang luar itu sendiri merasa tak berdaya membantu memecahkan masalah kita. Dan, karena alasan itu, mereka cenderung menjaga jarak dengan kita setelah berbasa-basi menumpahkan simpatinya sebagai upaya mereka melarikan diri dari ketidakberdayaan mereka sendiri.

Berdiam Diri untuk Menaklukan Kekacauan

Apabila perubahan drastis dan kekacauan menimpa kehidupan kita, obat penawar yang paling efektif adalah berdiam diri. Selama periode kekacauan tersebut, bila segala sesuatu yang kita upayakan untuk memulihkan situasi berbalik menyerang kita, atau malah menghilangkan semua yang telah selesai dikerjakan dan kemudian mulai lagi dari awal, berhentilah saat itu juga dan berdiamlah sejenak. Tunggu sampai semua debu jatuh ke tanah, baru setelah itu kita pasti akan melihat jalur yang jelas terbentang di hadapan kita.

Jalani Kehidupan seolah Kehidupan itu Milik Orang Lain

Seandainya, kita sudah tidak sanggup lagi menanggung, bayangkanlah kehidupan yang kita jalani itu bukan milik kita lagi, tetapi milik orang lain. Pernahkah kita memperhatikan bahwa kita sering kali sangat mahir memecahkan masalah orang lain? Lain kali saat menghadapi krisis, jangan menilai krisis itu sebagai masalah kita, tapi cobalah membayangkan hidup kita sebagai hidup orang lain. Dengan bersikap seperti itu, kita akan mampu menyediaakan pemecahannya dan menemukan keleluasaan dan rasa lega yang luar biasa.

Exit mobile version