Site icon mencobausaha.com

Taktik Psikologis Mempengaruhi Pelanggan #3

Taktik Psikologis Mempengaruhi Pelanggan #3
Taktik Psikologis Mempengaruhi Pelanggan #3

Taktik Psikologis Mempengaruhi Pelanggan #3 – Masih menyambung dengan bahasan kita sebelumnya, yaitu mengenai taktik psikologis yang bisa kita terapkan dalam mempengaruhi pelanggan. Kali ini akan kita bahas lima tambahan taktik dari buku Influence-nya Dan Lok. Langsung saja kita bahas satu per satu.

Baca juga: TAKTIK PSIKOLOGIS MEMPENGARUHI PELANGGAN #2

Berikan/ Berikan Lebih Banyak

Masih mengandalkan faktor “keserakahan” yang sangat berperan dalam diri konsumen. Memenuhi rasa serakah konsumen adalah hal yang benar, bahkan di mata konsumen itu sendiri. Keserakahan berjalan baik dalam marketing. Dan keserakahanlah yang mendorong manusia untuk terus berkembang dan menjadi lebih baik.

Apa saja sih yang akan saya dapatkan dengan membeli produk ini? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu akan muncul di benak semua konsumen.

Oleh karena itu, dalam penawaran, sebutkan hal yang akan mereka dapat sebanyak-banyaknya. Misal dengan kita menjual satu set makanan. Jangan hanya bilang, Anda akan mendapatkan satu set makanan lengkap.

Sebutkan bahwa konsumen akan mendapatkan nasi yang enak. Lauk yang bisa dipilih dari daging ayam atau sapi paling berkualitas. Sayuran yang melengkapi nilai gizi. Dan sambal yang menggugah selera makan. Ditambah minuman es teh yang bisa menghapus rasa dahaga.

Insentif, bonus, value added, bonus paket, ekstra dan lain sebagainya. Gunakan kata-kata maut tersebut untuk menggaet konsumen.

Dengan Cinta, dari dan untuk…

Buat konsumen merasa bahwa penawaran itu dibuat untuk dirinya seorang. Jika hal ini sudah tercapai, meningkatkan penjualan sampai beratus-ratus persen adalah hal yang mudah dicapai.

Misalnya ketika kita melakukan penjualan online menggunakan email atau whatsapp, kita bisa membuat sapaan yang khusus mengarah kepada nama konsumen. Di era modern seperti sekarang ini, ketika konsumen merasa bahwa namanya disebutkan, ia akan merasa lebih percaya kepada si pembeli.

Dengan menunjukkan bahwa kita mengenali konsumen, konsumen akan lebih percaya kalau kita mempunyai produk yang benar-benar pas untuk mereka.

Di mana Logikanya? Di mana Emosinya?

Konsumen memang mengambil keputusan berdasarkan emosi. Tapi mereka melakukan validasi dari keputusan tersebut berdasarkan logika. Kita harus menyeimbangkan faktor logika dan faktor emosional. Menyeimbangkan antara kebutuhan dan keinginan.

Misalnya dalam iklan seperti ini. Honda Beat adalah motor yang terbukti paling laris di tahun 2019. Bensinya paling irit, performa mesin dinilai paling bagus oleh beberapa majalah motor, paling aman dan paling cepat di kelasnya.

Iklan di atas berhasil membangkitkan pertimbangan logis, alasan logis kenapa harus membeli motor. Dengan membeli Honda Beat, kita bisa mengantarkan orang-orang tersayang kita ke tempat tujuan dengan rasa aman.

Iklan di atas juga membangkitkan sisi emosional. Ditambah lagi visualisasi misalkan, seseorang mengendarai Honda Beat dengan istri tersayangnya di belakang. Kombinasikan dua faktor tersebut, logika dan emosi untuk mendapatkan hasil yang optimal.

Apa yang Membuat Produk Saya Spesial?

Misal, kita menjual jebakan tikus. Apa yang membuat jebakan tikus kita spesial? Apa karena paling canggih? Paling murah? Membunuh tikus paling manusiawi? Apa bisa dipesan secara online?

Konsumen pasti akan melakukan perbandingan. Dan kita tidak cukup tampil beda saja. Kita harus unik. Faktor unik ini yang bisa membuat orang berlomba-lomba membeli produk kita. Apakah paling bagus, paling enak, paling cepat, paling murah, paling lengkap, dan lain-lain. Dan keunikan ini harus bisa dirasakan secara langsung oleh konsumen.

Salah satu contoh paling berkesan adalah promosi yang dilakukan Domino’s Pizza. Promosinya yaitu jika kami tidak bisa mengantarkan pizza Anda kurang dari 30 menit, maka pizza tersebut gratis. Penjualan Domino’s langsung meledak sejak konsep ini dipakai.

Masukkan Konsumen Ke Dalam Penawaran Kita

Penawaran paling efektif adalah yang dilihat secara langsung oleh konsumen. Jika kita menawarkan mobil misalkan. Iklan kita harus membuat konsumen seolah-olah sedang berada di belakang stir. Merasakan empuknya jok mobil. Mendengarkan alunan musik yang merdu dari audionya. Merasakan halusnya mesin. Merasakan dinginnya AC.

Banyak gunakan kata “Anda” dalam penawaran. Mainkan ego mereka.

Exit mobile version