Instrumen untuk Menyimpan Dana Darurat

Instrumen untuk Menyimpan Dana Darurat
Instrumen untuk Menyimpan Dana Darurat

Instrumen untuk Menyimpan Dana Darurat – Sudah kita ketahui bersama dana darurat ialah dana yang wajib kita sediakan sebelum kita menentukan tujuan keuangan lainnya. Dana darurat diperlukan untuk keperluan yang sifatnya mendadak dan mendesak. Hal ini akan memberi ketenangan bagi Anda, terutama saat membutuhkan dana yang jumlahnya cukup besar.

Dana darurat sebaiknya ditempatkan pada instrumen yang sifatnya likuid atau mudah dicairkan. Sehingga bila suatu waktu terjadi hal yang mendadak, dana tersebut langsung bisa kita cairkan.

Selain itu, terdapat beberapa aspek penting yang perlu kita perhatikan dalam menentukan instrumen untuk menyimpan dana darurat, diantaranya:

Baca juga: Menabung Dana Darurat, Perhatikan Hal Ini.

Aspek #1: Kemudahan Akses

Dana darurat harus siap ketika situasi darurat atau genting terjadi. Oleh sebab itu, dana darurat harus mudah diakses, seperti bisa diambil menggunakan anjungan tunai mandiri (ATM) atau bisa diakses setiap saat (uang tunai disimpan di dalam brangkas contohnya).

Namun, jangan alokasikan semua dana darurat Anda pada uang kas atau tabungan, karena kedua instrumen tersebut dapat dipastikan tidak akan mengejar inflasi yang ada.

Sebagai tambahan, apabila Anda merencanakan untuk mengalokasikan sebagian dari dana darurat Anda pada tabungan maka sebaiknya Anda membuka rekening bank tersendiri khusus untuk dana darurat, agar tidak tercampur dengan rekening yang Anda gunakan sehari-hari.

Aspek #2: Tingkat Likuiditas

Seperti sudah kita ulas di awal, dana darurat idealnya disimpan dalam bentuk produk keuangan yang likuid. Definisi likuid ialah dana tersebut bisa dicairkan menjadi uang tunai sewaktu-waktu tanpa kehilangan nilai yang signifikan.

Oleh karena itu, jangan pernah mengalokasikan dana darurat Anda pada investasi yang tidak likuid, seperti properti. Alternatif intrumen keuangan yang likuid namun masih bisa menghasilkan keuntungan adalah deposito berjangka satu bulan atau reksadana pasar uang.

Aspek #3: Tingkat Keamanan

Dana darurat harus disimpan dalam instrumen keuangan yang aman. Disebut aman ketika dana tersebut dijamin oleh suatu lembaga ataupun tidak bersifat spekulatif. Sebagai contoh adalah tabungan dan deposito, ketika dana Anda disimpan pada instrumen tersebut, dana Anda dijamin oleh lembaga penjamin simpanan (LPS) sampai dengan dua miliar.

Selain itu, keamanan juga harus terjamin secara nilai dan seharusnya instrumen keuangan yang digunakan untuk menyimpan dana darurat tersebut tidak mudah terombang-ambing oleh fluktuasi ekonomi yang ada. Sehingga nilainya tidak berkurang secara signifikan pada kondisi ekonomi terburuk sekalipun.

Aspek #4: Tingkat Imbal Hasil

Walaupun bukan aspek yang penting, seringkali seseorang masih ingin memastikan bahwa uang yang mereka alokasikan pada dana darurat tidak tergerus terlalu banyak oleh inflasi. Tabungan mungkin sangat mudah untuk diakses namun memiliki tingkat imbal hasil (yield) yang sangat rendah.

Sementara itu, deposito walaupun tidak bisa diakses atau dicairkan semudah tabungan, biasanya memiliki imbal hasil yang lumayan. Akan tetapi sering kali masih tidak bisa menyamai tingkat inflasi yang ada.

Jadi, walaupun imbal hasil penting tetapi bukan itu tujuan kita memiliki dana darurat. Imbal hasil bisa dibilang sebagai bonus tambahan apabila dana yang kita simpan terus bergulung (compound effect) karena dana tersebut tidak segera terpakai.

Itulah aspek yang perlu kita pertimbangkan dalam menentukan instrumen untuk menyimpan dana darurat.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shares