Bahaya Multitasking yang Jarang Kita Sadari

Bahaya Multitasking yang Jarang Kita Sadari
Bahaya Multitasking yang Jarang Kita Sadari

Bahaya Multitasking yang Jarang Kita Sadari – Banyak yang beranggapan bahwa memiliki kemampuan untuk mengerjakan banyak hal dalam satu waktu atau multitasking merupakan suatu kelebihan. Mereka percaya bahwa dengan multitasking, mereka bisa memangkas waktu pengerjaan menjadi lebih efektif dan efisien.

Namun, kenyataannya sangatlah berbeda. Di bawah ini beberapa penjelasan mengenai bahaya multitasking yang jarang kita sadari.

Baca juga: 3 Pola Pikir Merusak Menurut Martin Seligman

Bahaya #1: Keterbatasan

Walaupun manusia adalah makhluk yang pintar, otak Anda mempunyai keterbatasan. Anda tidak bisa fokus pada beberapa hal sekaligus. Apa yang Anda sebut sebagai multitasking itu bukanlah multitasking tetapi pindah tugas dalam waktu yang berdekatan.

Menurut Guy Winch, penulis buku Emotional First Aid: Practical Strategies for Treating Failur, Rejection, Guilt and Other Everyday Psychological Injuries, otak Anda memiliki keterbatasan saat harus melakukan sesuatu yang membutuhkan fokus dan perhatian.

Ia berkata “Otak Anda itu seperti grafik berbentuk lingkaran, dan segala hal yang Anda lakukan akan mengambil porsi grafik perhatian. Tidak banyak porsi yang tersisa untuk melakukan hal yang baru, kecuali untuk hal-hal yang bisa dilakukan sambil lalu. Seperti berjalan atau mengunyah permen karet.”

Bekerja secara multitasking justru akan membuang waktu yang membuat Anda tidak produktif karena pada dasarnya otak Anda hanya bisa mengerjakan satu hal penting dalam satu waktu. Berpindah fokus dari satu kegiatan ke kegiatan yang lainnya juga akan menguras tenaga Anda.

Bahaya #2: Boros Waktu

Multitasking itu boros waktu. Otak Anda dipaksa berkali-kali beradaptasi untuk fokus pada tugas yang baru. Jadi, asumsi bahwa multitasking akan menghemat waktu adalah keliru.

Multitasking itu tidak menghemat waktu. Anda justru akan tambah lambat karena otak Anda dipaksa untuk melakukan hal-hal yang berbeda secara bersamaan. Hal yang bisa menghemat waktu adalah melakukan kumpulan pekerjaan yang serupa, misalnya membayar semua tagihan melalui ATM pada waktu yang bersamaan.

Bahaya #3: Rentan Salah

Multitasking membuat Anda rentan melakukan kesalahan dalam bekerja. Anda tidak bisa berkonsentrasi karena Anda masih memikirkan tim kesayangan yang kalah pada final Piala Dunia atau Liga Champions.

Jika Anda tidak fokus pada sebuah pekerjaan, apa pun yang Anda lakukan akan berantakan. Perpindahan fokus kerja menghilangkan 40% produktivitas Anda. Otak Anda harus mampu mengerjakan dua hal kompleks dalam suatu waktu. Jika lebih dari itu, Anda akan melakukan banyak kesalahan dalam mengerjakan tugas.

Bahaya #4: Bersifat Menekan

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Universitas California, Amerika Serikat, membuktikan bahwa pekerja yang melakukan kontak terus-menerus dengan email kantor cenderung memiliki detak jantung yang lebih tinggi dibandingakan pekerja yang tidak melakukannya.

Tingginya detak jantung ini mengindikasikan bahwa orang-orang yang melakukan multitasking (kontak via email terus-menerus) lebih rentan untuk merasa stres saat bekerja.

Bahaya #5: Melewatkan Hal-hal Penting

Anda sedang berjalan kaki sambil mendengarkan playlist kesayangan melalui headphone. Tiba-tiba, Anda secara tidak sadar menabrak orang di depan Anda. Begitulah salah satu akibat dari multitasking.

Menurut studi yang dilakukan oleh Washington University, AS, dampak buruk memang sering terjadi pada orang-orang yang sibuk melakukan dua hal secara bersamaan. Mereka tidak melihat apa yang ada di depan mereka. Itulah kondisi yang disebut sebagai inattentional blindness.

Bahaya #6: Mengacaukan Ingatan

Selain membuat Anda lambat, multitasking dapat mengacaukan ingatan Anda. Apa yang terjadi saat Anda membaca buku sambil bermain Instagram dan mengobrol dengan teman Anda di telepon? Menurut studi dari Universita California, AS, saat Anda melakukan multitasking, otak Anda kehilangan detail dari apa yang sedang Anda lakukan.

Bahaya #7: Menggangu Hubungan

Pernahkan Anda ingin mengobrol dengan pasangan Anda tetapi ia malah sibuk dengan kegiatannya yang lain? Ia asyik bermain game, memainkan ponsel atau mendengarkan musik kesayangan. Tentu saja Anda kesal melihat situasi tersebut.

Hal itu membuktikan bahwa multitasking merupakan hal yang tidak sopan dan akan membuat orang yang ada di sekitar Anda merasa tidak berharga.

Bahaya #8: Makan Lebih Banyak

Ketika Anda memiliki kebiasaan makan sambil mengerjakan hal lain, misalnya menonton televisi, maka berat badan Anda akan naik. Makan sambil melakukan hal lain membuat Anda merasa tetap lapar dan tidak pernah merasa kenyang. Akibatnya, badan Anda akan melebar dan berat badan naik.

Bahaya #9: Menghambat Kreativitas

Otak Anda hanya bisa fokus pada suatu hal pada suatu waktu. Itulah sebabnya kebiasaan multitasking akan menghambat otak dan kreativitas Anda. Memori otak Anda yang terbatas dipaksa bekerja keras untuk memikirkan berbagai kegiatan.

Hampir sama dengan komputer yang hang karena memorinya penuh, otak Anda juga akan hang jika Anda memaksanya untuk multitasking terus-menerus.

Itulah bahaya multitasking yang jarang kita sadari. Sebaiknya dalam mengerjakan berbagai tugas yang menumpuk, kita menerapkan skala prioritas. Jadi, kita bisa lebih fokus dalam mengerjakan satu per satu tugas yang ada.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shares