Menyusun Rencana Pengeluaran ala Kakeibo

Menyusun Rencana Pengeluaran ala Kakeibo
Menyusun Rencana Pengeluaran ala Kakeibo

Menyusun Rencana Pengeluaran ala Kakeibo – Minggu lalu kita sudah membahas mengenai kakeibo atau seni mengatur keuangan ala orang-orang Jepang. Prinsip dasar kakeibo adalah membuat catatan pengeluaran dan pemasukan secara detail. Dari prinsip tersebut kita perlu menjawab beberapa pertanyaan dasar, seperti:

  1. Berapa banyak uang yang tersedia?
  2. Berapa banyak yang ingin disimpan?
  3. Berapa banyak uang yang dibelanjakan?
  4. Bagaimana cara memperbaiki agar lebih baik lagi?

Dari keempat pertanyaan dasar tersebut, tak pelak mau tidak mau kita harus mengatur atau menyusun pengeluaran dengan sebaik mungkin. Berikut ini langkah demi langkah menyusun rencana pengeluaran ala kakeibo.

Baca juga: Seni Cerdas Finansial ala Jepang

Kurangi Pemasukan dengan Tagihan

Pertama-tama, keluarkan catatan pemasukan bulanan yang sudah Anda buat sebelumnya. Lihat berapa total pemasukan yang ada. Lalu, keluarkan juga catatan pengeluaran bulanan dan lihat berapa jumlah total pengeluaran Anda.

Kita memakai skala prioritas. Kurangilah total pemasukan bulanan Anda dengan pengeluaran tagihan. Jadi, jumlah pemasukan yang Anda miliki, kurangi terlebih dahulu untuk pengeluaran tagihan.

Misalnya, pemasukan bulanan Anda sebesar Rp5 juta. Sedangkan pengeluaran untuk tagihan sebesar Rp1 juta. Maka, sisa uang Anda sekarang tinggal Rp4 juta. Mungkin muncul pertanyaan, mengapa pengeluaran tagihan harus didahulukan? Jawabanya adalah karena pengaluaran ini termasuk pengeluaran yang sangat penting. Levelnya wajib dipenuhi dan tak mungkin Anda hindari. Jumlahnya pun tidak bisa dikurangi.

Targetkan Berapa yang Ditabung

Selanjutnya, tetapkan target jumlah uang yang ingin Anda tabung. Misalnya dari sisa Rp4 juta tadi, Anda ingin menabung sebesar Rp1 juta, sehingga sisa uang Anda sekarang menjadi Rp3 juta.

Alokasikan untuk Kebutuhan Bulanan

Nah, uang sisa sebesar Rp3 juta inilah yang selanjutnya bisa Anda otak-atik untuk membiayai seluruh kebutuhan bulanan Anda. Uang tersebut dialokasikan untuk pengeluaran sehari-hari dengan skala prioritas berikut:

  1. kebutuhan bertahan hidup (survival minus tagihan), seperti kebutuhan untuk makan, kebutuhan anak dan transportasi.
  2. Kebutuhan tambahan (extra), seperti biaya perbaikan kendaraan, kado dan sebagainya.
  3. Kebutuhan kultural (culture), seperti membeli buku, majalah dan lain-lain.
  4. Kebutuhan keinginan (optional), seperti belanja pakaian baru, liburan, makan di luar, camilan dan lain sebagainya.

Berdasarkan catatan pengeluaran yang sudah Anda buat sebelunya, Anda tahu berapa jumlah semua kebutuhan per bulannya. Sekarang Anda tinggal mengalokasikan dana sisa sebesar Rp3 juta tadi untuk membiayai semua kebutuhan.

Apabila uang tersebut memang tidak mencukupi, pertimbangkan lagi kebutuhan-kebutuhan mana yang bisa lebih dihemat atau justru dihilangkan dari daftar pengeluaran. Misalnya, Anda bisa mengurangi atau menghapus alokasi dana untuk kebutuhan optional, bulan depan tidak ada lagi agenda untuk membeli baju baru, mengurangi belanja camilan, dan tidak usah makan di luar.

Anda juga bisa menunda kebutuhan culture untuk bulan depan. Tunda dulu membeli majalah-majalah atau kunjungan ke museum dan lain sebagainya.

Yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan extra. Kebutuhan ini memang tidak selalu ada setiap bulan. Kendaraan Anda tentu tak selalu rusak setiap bulannya. Teman Anda juga tidak selalu ada yang menikah dan membutuhkan kado setiap bulan.

Akan tetapi Anda harus tetap mengalokasikannya dalam daftar rencana pengeluaran. Sebab, kebutuhan ini adalah dana talangan dan menjadi prioritas selanjutnya untuk dialokasikan setelah kebutuhan makan, kebutuhan anak dan transportasi.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shares