Kelebihan dan Kekurangan Bootstrapping

Kelebihan dan Kekurangan Bootstrapping
Kelebihan dan Kekurangan Bootstrapping

Kelebihan dan Kekurangan Bootstrapping – Apabila sebelumnya kita sudah membahas mengenai apa itu bootstrapping. Pengertian dari bootstrapping dan hal-hal apa saja yang bisa kita lakukan untuk menjadi sukses dalam menjalankan usaha dengan menggunakan strategi bootstrapping.

Kali ini kita akan mengulas mengenai kelebihan dan kekurangan dari strategi bootstrapping. Seperti yang sudah kita ketahui bersama bahwa semua hal pasti terdapat sisi positif dan negatifnya, begitu pula dengan penggunaan strategi bootstrapping dalam menjalankan usaha.

Baca juga: Bisnis Sukses dengan Metode Bootstrapping

Keuntungan Strategi Bootstrapping

Berikut ini beberapa keuntungan yang bisa kita peroleh apabila kita mengembangkan usaha dengan strategi bootstrapping.

Memiliki Kontrol Penuh pada Usaha

Ada pelaku usaha yang meyakini bahwa yang memahami visi dan cita-cita usahanya hanya diri mereka sendiri selaku pendiri. Oleh karena itu, mereka tidak ingin ada pihak luar yang ikut campur menentukan arah, strategi, target, dan langkah yang diambil oleh perusahaan.

Bootstrapping adalah strategi pengembangan usaha yang sangat bisa mengakomodir kebutuhan atas otonomi pengelolaan usaha ini.

Terbebas dari Tekanan Bisnis

Mendapatkan investor memang menguntungkan, karena usaha dapat berkembang pesat dalam waktu yang lebih singkat pula. Tetapi tentu saja itu semua tidak gratis dan akan ada konsekuensinya ketika kita terikat kontrak dengan investor. Terlebih jika investor tersebut memberikan modal yang cukup besar jumlahnya.

Setiap pergerakan yang kita lakukan untuk mengembangkan usaha akan selalu diamati investor, beberapa keputusan strategis bahkan mungkin perlu mendapatkan persetujuan dari investor, dan ketika kinerja usaha turun, bisa jadi pula investor akan bertanya dan meminta penjelasan.

Jadi, apabila kita ingin terbebas dari itu semua, strategi bootstrapping sudah pas untuk kita gunakan.

Bagian atau Persentase Keuntungan Jauh Lebih Besar

Apabila kita memilih untuk menggunakan strategi bootstrapping, tak ada laba yang harus dibagi dengan investor. Dengan kata lain, semua atau 100% keuntungan bisa dinikmati sendiri. Tetapi kita perlu teliti juga dalam hal ini, karena apabila kita pahami 30% dari keuntungan 1 milyar rupiah pasti lebih baik daripada 100% dari keuntungan 100 juta rupiah. Semua tergantung kepada hal apa saja yang menjadi prioritas kita.

Bisa Lebih Peka dengan Kebutuhan Konsumen

Bootstrapping mengandalkan perputaran pendapatan usaha sebagai mesin penggerak untuk pengembangan usaha. Jadi, jika ingin berkembang lebih pesat, mau tidak mau pelaku usaha harus lebih peka dengan kebutuhan konsumen, sehingga harus membuat produk kita benar-benar diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen.

Kekurangan Strategi Bootstrapping

Berikut ini beberapa kekurangan yang akan kita hadapi apabila kita melakukan usaha dengan strategi bootstrapping.

Menanggung Risiko Penuh dari Usaha

Kalau ada investor luar, kita akan memiliki pihak lain yang senatiasa mengkritisi dan memberi masukan. Ketika terjadi kerugian pun investor juga akan ikut merasakan kerugian. Dengan bootstrapping, mau tidak mau berbagai bentuk risiko usaha harus ditanggung sendiri.

Bisa Mudah Terjebak dalam Zona Nyaman

Ketika usaha sudah menunjukkan perkembangan, pelaku usaha yang bootstrapping cenderung lebih mudah terjebak dalam zona nyaman, karena tidak ada investor yang sejatinya akan mendorong agar proses inovasi dan pengembangan usaha terus berjalan.

Inovasi secara terus-menerus amatlah diperlukan demi keberlanjutan usaha kita. Jadi, bagi yang benar-benar ingin naik kelas sampai jadi usaha besar, ada baiknya membuka diri untuk investor luar, agar bisa punya semacam coach atua reviewer internal. Ini sangat berguna untuk meningkatkan kualitas keputusan usaha dan menjaga bara semangat untuk terus berinovasi.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shares