Tips Mengatur Keuangan Menurut Islam

Mengatur Keuangan Menurut Islam

Sebagai seorang muslim, sebaiknya segala macam aspek kehidupan yang dijalankan harus sesuai dengan ajaran dan syariat islam, termasuk dalam hal cara mengatur keuangan. Islam telah menetapkan ajaran-ajaran dalam Al-quran dan Hadits untuk bagaimana kita sebagai seorang muslim seharusnya mengatur keuangan.

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang sekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’ : 26-27)

Ajaran ini bertujuan supaya umat islam tidak salah dalam melakukan perhitungan akan kehidupan keuangannya yang dapat merugikan dan menjerumuskan umat islam ke dalam kesengsaraan, baik di dunia maupun di akhirat.

Baca juga : 3 Skill Meningkatkan Harta Menurut Arli Kurnia

Lantas apa saja cara-cara dalam mengatur pengelolaan keuangan menurut islam, berikut pemaparannya :

Aturan 1-1-1

Formula 1-1-1 merupakan rumus mengatur keuangan dari sahabat nabi, Salman Al Farisi. Diriwayatkan bahwa beliau memiliki uang sebanyak 1 dirham untuk digunakan sebagai modal membuat anyaman yang dijual seharga 3 dirham.

Kemudian, 3 dirham pendapatannya itu beliau bagi menjadi : 1 dirham untuk keperluan keluarganya, 1 dirham untuk sedekah dan sisanya 1 dirham untuk digunakan sebagai modal kembali.

Konsep ini mengajarkan kita akan keseimbangan dan kesederhanaan dalam menjalani kehidupan, beliau membagi penghasilannya untuk menafkahi keluarganya, bersedekah, dan memutar kembali sebagian yang lainnya untuk modal.

Sisihkan Untuk Modal

Diriwayatkan oleh Ibrahim Al Harbi dalam Grorib Al Hadits dari hadits Nu’aim bin Abdirrahman, bahwa “sembilan dari sepuluh pintu rezeki ada dalam perdagangan”

Islam sangat menganjurkan umatnya untuk berdagang dalam mencari nafkah. Oleh karena itu, Islam juga menganjurkan untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan yang diperoleh dari hasil berdagang untuk diputar kembali sebagai modal. Jangan sampai uang yang kita peroleh malah dihabiskan semuanya untuk spending yang sifatnya konsumtif.

Bukan cuma itu, hal ini juga berlaku bagi mereka yang memperoleh pendapatannya bukan dari hasil berdagang seperti dari gaji, alangkah baiknya sebagian dari gaji yang kita peroleh kita sisihkan sebagai modal untuk nantinya membuka usaha yang akan menambah pendapatan. Atau bisa juga kita gunakan sebagai modal investasi.

Menabung

“Simpanlah sebagian dari harta kamu untuk kebaikan masa depan kamu, karena itu jauh lebih baik bagimu.” (H.R Bukhari)

Menabung memiliki banyak keuntungan untuk kehidupan ke depannya. Memang, awalnya sulit untuk menyisihkan sebagian dari pendapatan untuk ditabung. Acap kali Anda merasa pendapatan malah semakin berkurang jika ada uang lagi yang harus ditabung.

Namun, sebenarnya manfaat tersebut baru akan kita rasakan jika uang yang ditabung sudah terkumpul banyak. Dengan menabung Anda akan memiliki cadangan uang yang akan bisa Anda gunakan kapan saja. Bila Anda merasa terlalu berat menabung dalam jumlah yang besar, mulailah dengan menabung sedikit demi sedikit saja sebagai permulaan setiap bulannya.

luginahijab.com

Jangan Boros

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengan antara yang semikian.” (QS. Al-Furqon : 67)

Seperti yang sudah kita ketahui bahwa sifat boros sangat tidak dianjurkan dalam segala hal, begitu pula dengan menagtur keuangan. Islam pun melarang seseorang dalam berbelanja secara berlebih-lebihan. Hal tersebut akan menimbulkan sifat konsumtif dalam diri yang sangat merugikan.

Sebagaimana sudah kita ketahui bersama dalam konsep ekonomi, kita harus bisa membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Maka dari itu belilah segala sesuatu menurut kebutuhan kita, bukan atas dasar keinginan kita secara emosional dan gengsi semata.

Sedekah

“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.” (QS. Al-Baqarah : 276)

“Bersedekahlah kalian, karena sesungguhnya sedekah dapat menambah harta yang banyak. Maka bersedekahlah kalian, niscaya Allah menyayangi kalian.” (Al-Wasail 6 : 255, hadits ke 11)

Sedekah adalah cara kita untuk mensucikan harta, “karena di dalam setiap harta yang kita perolah terdapat sebagian hak orang lain (orang yang meminta-minta dan orang yang tidak meminta-minta).” (QS. Adz-Dzaariyaat : 19). Minimal 2,5% rezeki yang kita terima ada hak orang lain di dalamnya.

Oleh sebab itu, sisihkanlah pendapatan yang diterima dalam setiap bulannya untuk membantu orang-orang yang membutuhkan melalui berbagai macam badan penyalur sedekah atau bisa juga secara pribadi langsung dengan akad langsung ke orang yang akan Anda beri sedekah.

Selain itu, Allah juga menjanjikan akan menambah harta setiap orang-orang yang mau menyisihkan sebagian hartanya untuk jalan sedekah, karena esensi dari sedekah itu sendiri adalah bentuk rasa syukur kita akan nikmat rezeki yang kita peroleh.

Hindari Berutang

“Barang siapa utang uang kepada orang lain dan berniat akan mengembalikannya, maka Allah akan luluskan niatnya itu ; tetapi mengambilnya dengan niat akan membinasakan (tidak membayar), maka Allah akan merusakkan dia.” (Riwayat Bukhari)

Utang memang kadang kala menjadi penyelamat masalah keuangan kita disaat darurat. Namun, kenyataannya dalam Islam tidak dianjurkan untuk berutang jika tidak benar-benar membutuhkan. Artinya jika kita masih bisa berusaha membayar sesuatu secara tunai, jauhilah berutang.

Jika terpaksa berutang kepada seseorang, wajib hukumnya untuk melunasi. Hal ini dilakukan karena dalam Islam utang menyangkut dunia dan akherat. Bahkan, saat seseorang meninggal dalam keadaan berutang, ahli warisnya wajib untuk melunasinya.

Hemat dan Berkah

“Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang sekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.” (QS. Al-Isra’ : 26-27)

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengan antara yang semikian.” (QS. Al-Furqon : 67)

“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, kerana sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah : 195)

Islam menganjurkan umatnya untuk selalu hidup hemat dan penuh dengan kesederhanaan, hindarilah sifat boros dan bermewah-mewahan. Hiduplah di bawah kemampuan dan janganlah memaksakan sesuatu apabila kita belum mampu menggapainya. Cobalah untuk memampukan diri kita terlebih dahulu.

Memaksakan keinginan yang sebenarnya tidak mampu kita gapai, malah akan mendekatkan diri kita pada perangkap utang, dan itu tidak dianjurkan dalam Islam. Hiduplah di bawah kemampuan dengan cara berhemat dan kesederhanaan untuk hidup yang penuh ketenangan dan keberkahan.

Itulah tips singkat bagaimana cara mengatur keuangan menurut Islam, semoga kita dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, agar kita memperoleh ketenangan dalam hidup dan penuh dengan keberkahan, amin.

Add a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Shares